KOTA MALANG - Seminar TNI AD VI tahun 2022 di gelar di Sekolah Staf dan Komando (Seskoad) Bandung dengan tema ” Reaktualisasi doktrin operasi militer Matra Darat dalam menghadapi ancaman perang masa kini dan masa yang akan datang”.
Pada kesempatan ini, Kasrem 083/Bdj Letkol Inf Akhmad Juni Toa, S.E., M.I. mewakili Danrem 083/ Bdj mengikuti acara seminar ini secara virtual dari Makorem 083/Bdj melalui Virtual bersama Kasi Intel dan Kasiops Korem 083/ Bdj, Selasa (27-28/6/2022).
Baca juga:
Kolonel Yudhi Silaturahmi dengan Masyarakat
|
Seminar yang dibuka oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman ini berlangsung secara daring dan luring selama dua hari 27 s.d 28 Juni 2022 dan diikuti oleh seluruh petinggi satuan TNI AD. Hadir pula sebagai pembicara, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto. (Biro Humas Setjen Kemhan).
Baca juga:
Korem 083/Baladhika Jaya Jaga Fisik
|
Harapannya dalam seminar diantaranya adalah, Jadikan seminar ini sebagai wahana untuk saling bertukar pikiran pengayaan para perwira dalam pengembangan doktrin di lingkungan AD, Perwira harus mampu berpikir kritis shoot the messege and not the messenger, Gapailah bintang di langit tapi jangan lupa untuk menginjak bumi", harapan Kasad
Dalam pemateri hari ke dua seminar kali ini Kolonel Inf Frega Wenas menyampaikan, Doktrin sebagai pedoman bukan dogma seperti kitab suci melainkan dinamis, fleksibel dan perlu terus di evaluasi penyerapannya. Doktrin operasi militer dituntut bersifat adaptif pada perkembangan lingkungan strategis sehingga ajarannya menjadi pedoman dalam memenangkan pertempuran.
Perkembangan perang saat ini semakin komplek mulai dari bentuk dan aktor yang terlibat, merobah cara militer dalam beroperasi, perkembangan Alutsista yang semakin modern juga menambah kompleksitas dari perang itu sendiri sehingga perlu dilakukan perubahan yang mendasar dari doktrin operasi militer saat ini.
Doktrin operasi militer Matra Darat saat ini masih mengadopsi doktrin negara lain yang memiliki sumber daya yang jauh dan relatif sangat besar sehingga realistis apabila di adopsi secara langsung menjadi doktrin militer khususnya di lingkungan TNI AD.
Dengan keterbatasan pendahulu kita telah berpikir sistem pertahanan di bangun berdasar pada asas ke Semesta di mana melibatkan seluruh komponen pertahanan negara.
Penyusunan doktrin tersebut harus dilakukan dengan pengkajian kritis di sertai pemikiran yang realistis, integral dan komprehensif dari berbagai aspek.
Harapan lainnya seminar dapat melahirkan ide-ide baru, ide cemerlang dalam pelaksanaan operasi militer di Matra Darat di hadapkan pada perkembangan lingkungan global, regional maupun tingkat nasional. (Penrem 083/Bdj)